Penemuan hebat seringkali terjadi
di tangan “orang-orang biasa”. Contoh sederhananya bisa ditemukan pada ikan
mujair yang kini dikenal sebagai salah satu ikan budidaya air tawar di Indonesia.
Awalnya, jenis ikan bernama
latin Oreochromis mossambicus atau dikenal
dengan nama populer Mozambique tilapia. Kadang disebut “Java tilapia”. Secara
alami, jenis ikan ini tersebar di perairan Afrika dan Indonesia.
Nama mujair datang dari Mbah Moedjair.
Lelaki dari desa Papungan, kabupaten Blitar, kelahiran tahun 1890. Suatu hari
ia tertarik pada jenis ikan yang ia temukan pantai Serang, Blitar. Ikan dengan beberapa
keistimewaan. Toleran terhadap salinitas (kadar garam di air) dan cepat berkembangbiak.
Mbah Moedjair terniat membudidayakan
ikan yang berkembang secara alami di alam bebas itu. Beberapa percobaan
dilakukan. Berkali pula gagal. Ikan yang dari pantai tersebut tak bertahan
hidup di air tawar. Percobaan demi percobaan dilakukan untuk membuat sang ikan
mampu hidup di air tawar. Setiap kali gagal, Mbah Moedjair bolak-balik pergi dari
rumahnya di Desa Papungan ke Pantai Serang. Berjalan kaki sejauh 35 km.
Dengan mengubah-ubah perlakukan,